1.
DAJJAL ADALAH AJARAN PALSU
“Dajjal berasal dari
kata dajala yang artinya tertutup oleh sesuatu, pembohong,
penipu…”(Kutipan dari buku berjudul
“Dajjal dan Simbol Setan,”)”. Dengan pemahaman tersebut,
kita harus melihat Dajjal dalam bentuk tafsiran actual, yaitu sebagai suatu ajaran palsu,
gerakan manipulasi internasional untuk menghancurkan segala agama, agar orang yang
beriman terperangkap kedalam jaringan konspirasi zionisme yang
bersifat menyeluruh dan menyentuh seluruh kehidupan manusia “(Kutipan dari buku berjudul
“ Dajjal dan Simbol Setan.”)
Tanggapan
Sebagaian besar dari ajaran islam dikonstruksikan melalui nash-nash atau keterangan tertulisdalam
al-Qur’an maupun al-Hadits. Untuk memahaminya ada metode-metode tertentu yang
harus dilalui seseorang, agar tidak terjebak pada makna yang keliru.
Metode
paling baku yang telah disepakati dalam kalangan ulama ialah lafadz yang ada dalam
al-Qur’an maupun al-Hadits harus diarahkan pada makna dzahir yang mutabadir (arti
yang paling cepat dipahami secara universal: denotative).
Dalam arti seseorang tidak diperkenankan mentakwil atau mengarahkannya kepada makna kedua
(majaz).Kecuali ketika terdapat dalil qath’iy( dalil yang
dapat dipastikan bersumber dari syar’I, pembuat syariat) lain, yang
bertentangan dengan makna dzahir nash-nash tersebut.
Dalam kasus dajjal
di atas, di mana Dajjal ditafsirkan sebagai ajaran palsu dari kaum yahudi,
tentu tidak sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh paraulama.
Karena dalam pemahaman masyarakat umum Dajjal merupakan perwujudan laki-laki yang
memiliki ciri-ciri tertentu, serta dalam nash-nash lain juga tidakditemukan kata
Dajjal layakdimaknai sebagai sesuatu ajaran.
0 komentar:
Posting Komentar